Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintah berlokasi di Kota Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah perindustrian, pertanian, dan tujuan wisata. Kompleks Dataran Tinggi Tengger dengan Gunung Bromo merupakan atraksi wisata utama.
berikut mengenai budaya, makanan, dan ciri khas pasuruan :
1. BUDAYA
Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan
sebutan Kota Santri, seni budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh
cirri khas budaya Islami. Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini
memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif
dengan tata cara kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan
nelayan. Selain kegiatan seni modern, beberapa seni tradisional tetap
dipertahankan hingga saat ini.
Sebagai wujud eksistensi para seniman di
Kota Pasuruan membentuk Dewan Kesenian Pasuruan ( DKP ) yang merupakan
wadah pemersatu sekaligus pembinaan dan pengembangan kreatifitas seni
dan budaya. Berdirinya DKP diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi
seni dan budaya di Kota Pasuruan
a. Terbang Bandung
Tari terbang Bandung adalah drama tari
tradisional khas rakyat Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni
hadrah. Terbang Bandung dimainkan oleh dua atau lebih group ‘ Terbang ‘.
Drama tari Terbang Bandung ini merupakan perbandingan permainan
instrument, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua group
terbang yang sedang bertanding. Lama-kelamaan permainan ini berkembang
kea rah lain bercampur dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan
( sihir ).
Tari Terbang Bandung yang ada saat ini
merupakan hasil modifikasi dalam bentuk tarian lepas yang telah
ditingkatkan nilai artistiknya namun masih tetap mempertahankan
karakteristik aslinya. ‘ Terbang Gandrung ‘ yang semua pemainnya wanita,
merupakan tari kreasi baru yang beaker dari Tari Terbang Bandung
b. Seni Hadrah Al Banjar
Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu
seni yang bernafaskan Islam. Disebut Al Banjari kaena alat terbang serta
aturan memukul terbangnya berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal
dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di Kota Pasuruan.
Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak
pada suaranya yang bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip
musik samba dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk
memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari
besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
c. Reyog
Kemajuan penduduk Kota Pasuruan yang
sebagian adalah pendatang dari daerah lain ikut mewarnai keanekaragaman
seni budaya di kota ini, Reyog adalah salah satu di antaranya. Sebagai
seni tradisional, kesenian Reyog sarat dengan nilai-nilai falsafah
kehidupan. Penyajian dan penampilan Reyog yang atraktif dilapisi dengan
unsure magis yang vulgar merupakan perpaduan antara bathiniah dan
lahiriah secara serasi sebagaimana yang tetap hidup dikalangan
masyarakat, sehingga kesenian ini dengan mudah diterima oleh masyarakat
Kota Pasuruan.
Kesenian Reyog telah menjadi salah satu
bentuk kesenian yang berkembang, selain nilai rekreatif di dalamnya juga
terkandung nilai-nilai religius dan edukatif. Gerakan-gerakan tari yang
lincah dan penuh herois, diringi instrument gamelan Jawa yang dinamis,
serta dihiasi busana indah dan topeng-topeng unik yang digunakan oleh
para penari, menjadikan kesenian ini sebagai tontonan yang menarik. Pada
saat ini di Kota Pasuruan tedapat beberapa group reyog yang
dipagelarkan untuk menghibur masyarakat pada acara-acara tertentu.
d. Pencak Silat Kuntu
Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela
diri yan sudah cukup tua usianya. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang
berada di Pedukuhan Mancilan sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak silat
Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan banyak pendekar. Pendekar
Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga
berusaha mengisi tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki
kekebalan tertentu. Selain untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam
pencak silat ini cukup indah dan mengandung nilai seni.
2. MAKANAN KHAS
a. Kupang dan Sate Kerang
Kupang adalah makanan sejenis kerang yang
dimasak dengan campuran bumbu bawang putih, untuk menghidangkan
biasanya dicampur dengan petis kupang, jeruk nipis, lontong dan irisan
lento, bila dimakan dengan sate kerang. Untuk minumnya bisa Es Degan
Hijau, disamping segar es dengan bisa meminimalisir alergi kupang dan
kerang. Makanan khas Pasuruan ini bisa dijumpai di sepanjang jalan Ir.
Juanda dan Pasar Kraton.
b. Rawon, Sate Komo
rawon adalah makanan khas pasuruan yang
terbuat dari daging dan berkuah hitam dengan bumbu campuran bawang
putih, bawang merah, tumbar, jinten, jeruk purut, sere laos, kunir, dan
tidak ketinggalan kluwek yang membuat kuah menjadi hitam. Nasi rawon
sangat nikmat dihidangkan dalam keadaan hangat dengan lauk sate komo dan
tidak ketinggalan taoge pendek, sambal dan kerupuk udang.
c. Lontong Balap Bumbu Kuning
bagi sebagian orang yang tidak tawar
dengan Kupang Sate Kerang bisa menikmati makanan khas Pasuruan lainya
yaitu lontong balap berkuah kuning yang terbuat dari taoge dengan bumbu
kunyit, daun jeruk purut, bawang putih. Lebih nikmat dihidangkan dengan
irisan lontong, lento dan petis. Bagi penikmat rasa pedas, bisa
ditambahkan beberapa cabe rawit.
3. CIRI KHAS
Cirri khas kota Pasuruan adalah Batik
pasuruan Sejarah berkembangnya Batik Pasuruan sudah sejak jaman nenek
moyang. Namun sempat mengalami kemunduran, dan dikembangkan kembali
sekitar tahun 1999. Sampai saat ini terdapat sekitar 60 pebatik yang
tersebar di kelurahan Bugul Kidul dan Tembokrejo. Selain itu terdapat
Desa Wisata Batik Pasuruan letaknya di desa Jagil, Kecamatan Prigen,
Kabupaten Pasuruan. Keberadaan batik di Indonesia memang sudah menyatu
kuat dengan denyut nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir di
seluruh daerah di Indonesia dapat ditemukan mahakarya ini dengan ciri
khasnya masing-masing. Tidak terkecuali Kota Pasuruan yang menonjolkan
corak kembang sirih dan burung kepodangnya. Motif ini dijadikan ikon
Kota Pasuruan, dan sudah dijadikan seragam wajib bagi seluruh siswa
sekolah dasar yang ada di Pasuruan.
a. Batik Pasuruan Motif Daun Sirih dan Burung Kepodang
Batik Pasuruan, meski terbilang masih
tertinggal dengan daerah lain yang lebih dikenal akan motif batiknya.
Dengan objek keindahan wisata Pasuruan yang sudah banyak dikenal, para
pengrajin pun menuangkannya dalam lukisan batik. Beberapa motif yang
cukup dikenal adalah batik sedap malam, jumputan bromo, dan bunga
krisan. Pilihan nama yang mengesankan karena namanya unik dan indah.
b. Batik Jumputan Pasir Bromo
Batik jumputan pasir Bromo diambil dari
nama gunung Bromo, yang sudah terkenal. Nama Bromo sengaja diangkat
untuk membuat penasaan para pecinta batik. Harapannya, grade batik
Pasuruan naik dan mampu bersaing dengan potensi batik yang lebih dulu
muncul. Dari sisi desain, batik jumputan pasir bromo bersifat abstrak,
yakni berbentuk butiran-butiran pasir kecil, besar dan berlekuk. Motif
Pasir Bromo satu contoh yang sangat menarik, dengan rangkaian warna yang
sederhana, motif ini menggambarkan pesona panorama alam Lautan Pasir
(Caldera) dari obyek wisata Gunung Bromo yang merupakan kebanggaan
Kabupaten Pasuruan yang telah menjadi ikon wisata nasional dan telah
dikenal secara internasional.
Selain gunung Bromo, kelebihan alam yang
dimiliki di kawasan pegunungan Tutur, Nongkojajar, juga diangkat sebagai
motif batik. Yakni bunga krisan. Bunga cantik ini memiliki aneka wana
yang banyak dicari untuk hiasan rumah maupun acara pernikahan. Untuk
melukiskan betapa indahnya bunga Krisan, diambillah nama Wiyosing Ridi
yang berarti sepasang kekasih yang menebar rasa kasih sayang untuk
manusia dan alam sekitarnya. Pancaran bunga Krisan sangat kentara
terlihat dalam batik Wiyosing Ridi tersebut. Bunga-bunga kecil
berwarna-warni dengan garis lukisan yang lebih tegas.
Ada juga batik nuansa bunga anggrek yang
diciptakan dalam nama Ciptaning Panca Kusuma Wijaya. Ada kisah yang
tersimpan dalam nama Ciptaning Panca Kusuma Wijaya. Kisah itu terkait
dengan perjalanan Raja Erlangga ke gunung Arjuna yang dipenuhi
bunga-bunga anggerk menawan. Satu lagi yang tak kalah menariknya adalah
nama Welirang Gondomukti, yang menunjukkan sketsa gunung yang naik
turun. Nama-nama batik tersebut sengaja dipilih yang “njawani” agar
lebih klasik, dan tidak mudah dilupakan orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar